Penulis: Tasya Nia Triani Batee
Instansi: Universitas Pamulang

MEDIASEMBILAN.COM – Mahasiswa Teknik Kimia Universitas Pamulang berhasil menciptakan inovasi baru dalam produksi Virgin Coconut Oil (VCO) atau minyak kelapa murni. Melalui praktikum yang intensif, mereka membandingkan dua metode produksi VCO yang umum digunakan, yaitu dengan dan tanpa bantuan ragi. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan bagi industri VCO di Indonesia.

Dalam upaya menghasilkan VCO berkualitas tinggi, tim peneliti melakukan eksperimen dengan menggunakan berbagai jenis kelapa. Proses produksi VCO melibatkan ekstraksi minyak dari daging kelapa segar. Uniknya, dalam penelitian ini, para mahasiswa membandingkan dua metode ekstraksi yang berbeda. Metode pertama menggunakan bantuan ragi untuk mempercepat proses fermentasi, sementara metode kedua mengandalkan proses fermentasi alami tanpa tambahan ragi.

Perbandingan proses fermentasi VCO dengan metode tanpa Ragi dan menggunakan ragi (Foto:Tasya Nia Triani Batee)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua metode sama-sama menghasilkan VCO dengan kualitas yang baik. Namun, terdapat perbedaan yang signifikan pada beberapa parameter. Salah satunya uji asam lemak bebas. VCO yang dihasilkan dengan metode menggunakan ragi cenderung memiliki kandungan asam lemak bebas yang lebih rendah sebesar 0,164% dibandingkan VCO yang dihasilkan dengan metode tanpa ragi sebesar 0,264% . Akan tetapi, kadar asam lemak bebas pada kedua jenis VCO yang dihasilkan masih berada dibawah batas aman. Pada Standar Nasional Indonesia (SNI) batas maksimum kadar asam lemak bebas pada minyak kelapa murni sebesar 0,2%.

Asam lemak bebas adalah uji untuk menentukan kualitas minyak kelapa murni dimana, semakin tinggi kadar asam lemak bebas dalam VCO, maka semakin rendah kualitas minyaknya. Hal ini menunjukkan bahwa minyak tersebut telah mengalami proses hidrolisis atau oksidasi, yang menyebabkan minyak menjadi berbau tengik dan tidak layak konsumsi.

Uji asam lemak bebas dengan titrasi larutan standar 0,1N (Foto:Tasya Nia Triani Batee)

Selain uji asam lemak bebas, tim peneliti juga membandingkan warna dan aroma VCO yang dihasilkan dari kedua metode. Hasil analisis menunjukkan bahwa VCO yang dihasilkan dengan metode menggunakan ragi memiliki warna lebih bening dan aroma lebih khas dibandingkan VCO tanpa ragi memiliki warna yang cenderung menguning dan aroma yang sedikit tengik.

Perbandingan Hasil VCO dengan metode tanpa ragi dan menggunakan ragi (Foto:Tasya Nia Triani batee)

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa baik metode dengan ragi maupun tanpa ragi sama-sama dapat menghasilkan VCO berkualitas tinggi. Pilihan metode produksi dapat disesuaikan dengan preferensi konsumen dan tujuan penggunaan VCO. Penelitian ini membuka peluang bagi pengembangan produk VCO yang lebih beragam dan inovatif.

Hasil penelitian ini memiliki implikasi yang luas bagi industri VCO di Indonesia. Dengan semakin banyaknya penelitian mengenai VCO, diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah produk kelapa dan membuka pasar ekspor yang lebih luas. Selain itu, penelitian ini juga dapat menjadi referensi bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang ingin memulai bisnis produksi VCO.

Untuk penelitian lebih lanjut, disarankan untuk melakukan perbandingan yang lebih mendalam terhadap berbagai jenis kelapa dan metode ekstraksi lainnya. Selain itu, perlu dilakukan penelitian mengenai stabilitas kualitas VCO dalam jangka waktu yang lebih lama.

Open chat
1
Scan the code
Media Sembilan
Halo kakak 👋
Kalau Kakak mau upload berita atau artikel, yuk siapkan dulu naskah dan fotonya. Kalau sudah siap, Kakak bisa langsung kirim ke kami. Atau, kalau lebih mudah, Kakak bisa langsung chat mimin aja. Kami siap bantu! 😊