MEDIASEMBILAN.COM – Pameran tunggal seniman Yos Suprapto yang bertajuk “Kebangkitan: Tanah untuk Kedaulatan Pangan” di Galeri Nasional Indonesia (GNI) terpaksa ditunda. Acara yang dijadwalkan dibuka pada malam 19 Desember 2024 ini mengalami penundaan akibat ketidaksepakatan antara seniman dan kurator, Suwarno Wisetrotomo, mengenai lima lukisan yang dianggap tidak sesuai dengan tema pameran.

Keputusan ini diumumkan oleh GNI melalui keterangan resmi, yang menyebutkan bahwa penundaan diambil setelah mempertimbangkan faktor teknis dan hubungan yang tidak harmonis antara kedua pihak.Salah satu poin utama dari penundaan ini adalah pentingnya menjaga keselarasan kuratorial dan kualitas pameran.

Penanggung Jawab GNI, Jarot Mahendra, menegaskan komitmen mereka untuk berkoordinasi dengan Yos dan Suwarno dalam mencari solusi. Namun, meskipun proses mediasi telah dilakukan, tidak ada kesepakatan yang tercapai, sehingga pameran tetap ditunda hingga situasi dapat diselesaikan.

Yos Suprapto menyatakan ketidakpuasannya terhadap keputusan untuk menurunkan lima lukisan tersebut. Ia mengancam akan membatalkan pameran secara keseluruhan dan menarik seluruh karyanya jika lukisan-lukisan itu tidak dipamerkan.

Pernyataan ini menunjukkan betapa pentingnya bagi seniman untuk mempertahankan integritas karya mereka dan berpegang pada tema yang telah disepakati sebelumnya.Di sisi lain, Suwarno Wisetrotomo juga menekankan bahwa setiap karya seni harus sesuai dengan tema yang ditetapkan. Ia merasa bahwa keputusan untuk menurunkan karya-karya tersebut adalah langkah yang perlu untuk menjaga konsistensi pameran.

Namun, mundurnya Suwarno dari posisi kurator menunjukkan adanya ketegangan yang lebih dalam dalam proses kuratorial di GNI. Situasi ini mencerminkan tantangan yang dihadapi oleh institusi seni di Indonesia dalam mengelola hubungan antara seniman dan kurator. Meskipun GNI berusaha menerapkan prinsip Good Governance dengan menekankan transparansi dan profesionalisme, hal ini tidak boleh mengorbankan kebebasan berekspresi seniman. Seni seharusnya menjadi ruang untuk dialog dan eksplorasi ide-ide kreatif.

Sebagai penutup, penundaan pameran Yos Suprapto menjadi pengingat bagi kita semua akan pentingnya dukungan terhadap kebebasan seni dan ekspresi kreatif. Masyarakat perlu mendorong dialog yang konstruktif antara seniman dan institusi seni agar keberagaman ekspresi seni dapat terus berkembang tanpa batasan yang tidak perlu. Hanya dengan cara inilah seni dapat berfungsi sebagai cermin budaya dan alat perubahan sosial yang efektif.

Open chat
1
Scan the code
Media Sembilan
Halo kakak 👋
Kalau Kakak mau upload berita atau artikel, yuk siapkan dulu naskah dan fotonya. Kalau sudah siap, Kakak bisa langsung kirim ke kami. Atau, kalau lebih mudah, Kakak bisa langsung chat mimin aja. Kami siap bantu! 😊