Penulis | : | Mela Amelia |
Instansi | : | Universitas Pamulang |
Tangerang – Di era kemajuan teknologi khususnya teknologi finansial (keuangan) dan perbankan seperti saat ini, pemberian edukasi dan literasi keuangan dinilai sangat penting bagi masyarakat untuk membekali diri dalam membuat keputusan yang efektif terkait finansial dan menyangkut kesejahteraan suatu negara. Oleh karena itu, literasi keuangan merupakan jendela menuju keuangan yang inklusif.
Pada tahun 2022 lalu, OJK (Otoritas Jasa Keuangan) melakukan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan dengan mengambil sejumlah 14.634 responden dari 34 Provinsi. Dari survei tersebut, dihasilkan tingkat Literasi Keuangan Indonesia yaitu sebesar 49,68%. Nilai tersebut menunjukkan bahwa terjadi peningkatan dibandingkan hasil survei tahun 2019 yang hanya sebesar 38,03%.
Sementara itu, indeks literasi keuangan tertinggi berdasarkan Provinsi diraih oleh Provinsi Riau dengan nilai sebesar 67,27% dan nilai indeks terendah yaitu Provinsi Bengkulu dengan nilai hanya sebesar 30,39%.
Berdasarkan Sektor Jasa Keuangangan, tingkat literasi keuangan tertinggi diraih oleh sektor perbankan dengan nilai sebesar 49,93% dan tingkat literasi keuangan terendah dengan nilai sebesar 4,11% ditempati oleh sektor pasar modal.
Meningkatnya indeks literasi keuangan tentunya tidak lepas dari usaha pihak berwenang seperti OJK dalam menggencarkan peningkatkan literasi keuangan masyarakat. Umumnya literasi keuangan yang baik dihasilkan dari edukasi yang diberikan di lembaga pendidikan. Oleh sebab itu, literasi keuangan sangat penting untuk dimasukkan ke dalam kurikulum pendidikan Sekolah Dasar (SD).
Dikutip dari ditpsd.kemendikbud.go.id, kegiatan literasi finansial dapat dilakukan dengan membiasakan siswa berbelanja di koperasi sekolah, memberikan pelatihan literasi finansial dalam memahami pentingnya menabung, perbedaan antara kebutuhan dan keinginan, mengenali metode pembayaran yang tersedia di pasar, baik tunai, debit, maupun kredit.
Selain itu, sekolah juga dapat menyelenggarakan pekan dan pelatihan kewirausahaan dengan cara yang menyenangkan dan interaktif. Lalu, sekolah juga dapat membawa para siswanya untuk mengunjungi bank, pegadaian, koperasi, peruri, dan lembaga keuangan lainnya. Dari beberapa kegiatan yang telah disebutkan, masih banyak kegiatan lainnya yang dapat dilakukan untuk memberikan pembelajaran mengenai literasi finansial pada siswa Sekolah Dasar.
Literasi finansial penting untuk ditanamkan sejak dini agar ketika seorang anak tumbuh dewasa dan telah menghasilkan uang sendiri maka ia akan mampu untuk mengatur keuangannya, mampu memprioritaskan kebutuhan daripada keinginan, tidak terjerat pinjaman, dapat memahami layanan jasa keuangan, dan banyak hal lainnya yang berhubungan dengan keuangan. Oleh karena itu, literasi finansial perlu ditanamkan sejak dini, baik di lingkungan sekolah maupun lingkungan keluarga agar mereka memiliki bekal di kemudian hari.