Penulis:Imam Saputra

Tangerang – Pendidikan karakter bukan hanya diajarkan ketika di sekolah, tetapi juga perlu diajarkan lebih jauh ketika berada di rumah serta lingkungan sosial masyarakat. Pendidikan karakter sangat dibutuhkan bukan saja untuk anak-anak serta remaja, tetapi orang dewasa. Pendidikan karakter sangat mutlak dibutuhkan untuk membangun kelangsungan hidup bangsa karena tidak ada yang bisa memprediksi kompetisi / persaingan seperti apa yang akan mereka hadapi ke depannya.

Hal ini jelas akan menjadi beban yang berat bukan hanya kepada orang tua, tetapi juga para pendidikan di sekolah. Semakin meluasnya akses ke berbagai dunia akan membuat anak-anak akan menghadapi berbagai persaingan dengan rekan-rekan seperjuangannya di berbagai dunia.

Ketika memasuki dunia kerja, persaingan akan semakin terasa dan jika tanpa adanya karakter pribadi yang baik akan bisa membuatnya diberhentikan dalam pekerjaan. Sebagai sumber daya manusia yang baik, bukan hanya kecerdasan otak yang diutamakan, tetapi juga membutuhkan karakter individu yang baik. Untuk itu dibutuhkan pendidikan karakter secara menyeluruh sejak dari rumah hingga masyarakat

Di dalam prioritas pembangunan nasional yang dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional Tahun 2005 – 2025 (UU No. 17 Tahun 2007) di antaranya adalah mewujudkan masyarakat yang memiliki akhlak mulia, moral, etika, budaya, dan juga memiliki tata krama berdasarkan falsafah Pancasila.

Salah satu cara agar tujuan terwujudnya masyarakat yang demikian adalah dengan cara memperkuat jati diri dan karakter bangsa melalui pendidikan. Pendidikan ini bukan hanya di bangku sekolah, tetapi mulai dari keluarga sampai masyarakat.

Upaya untuk menerapkan pendidikan karakter adalah agar warga negara Indonesia selalu bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, mematuhi aturan hukum, memelihara kerukunan internal dan antar umat beragama, melaksanakan interaksi antarbudaya, mengembangkan modal sosial.

Kemudian agar warga negara Indonesia menerapkan nilai-nilai luhur budaya bangsa, dan memiliki kebanggaan sebagai bangsa Indonesia dalam rangka memantapkan landasan spiritual, moral, dan etika pembangunan bangsa.

Di dalam pendidikan nasional memiliki fungsi untuk selalu mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat. Hal ini juga dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

Pendidikan karakter sebagai pendidikan nasional memiliki tujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik. Sehingga menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Makna Pendidikan Karakter

Pendidikan merupakan salah satu hal yang sangat penting di dunia. Orang-orang perlu belajar dengan giat dan mempelajari segala sesuatu dalam dunia pendidikan agar dapat membangun negaranya menjadi negara yang maju. Pada masa sekarang, memang tidak dapat dipungkiri jika gelar pendidikan yang kita punya akan menentukan segala jenis pekerjaan kita. Akan tetapi, gelar akademik saja tidak akan cukup, perlu juga membangun karakter yang baik. Dengan karakter pribadi yang baik, maka gelar akademik yang sudah kita miliki menjadi daya tawar tersendiri bagi banyak orang.

Sementara itu, proses pendidikan sendiri masih banyak mengejar aspek kognitifnya daripada aspek psikomotoriknya. Masih banyak pendidik atau guru yang mengajar di sekolah hanya menjadikan kegiatan belajar mengajar menjadi suatu formalitas pekerjaan saja. Proses belajar mengajar ini lebih terlihat pada sisi formalitas belaka tanpa melihat karakter masing-masing anak.

Menemukan guru-guru yang mengajarkan bagaimana menjadi seorang yang baik, etika-etika serta mendidik karakter anak masih sangat jarang ditemukan. Sayangnya, bagi sebagian besar, profesi guru sering dianggap sebagai pekerjaan rutin tanpa perhatian khusus terhadap peran krusial dalam membentuk karakter anak.

Di dalam buku tentang Kecerdasan Ganda (Multiple Intelligences), Daniel Goleman menjelaskan kepada kita bahwa kecerdasan emosional dan sosial sangat diperlukan dalam menjalani kehidupan. Kebutuhan menggunakan kecerdasan emosional dan sosial mencapai 80%. Berbeda dengan kecerdasan intelektual. Di Sekolah, kecerdasan intelektual menjadi hal yang sangat utama dibandingkan dengan kecerdasan emosional dan sosial. Sementara itu, kecerdasan intelektual dalam kehidupan hanya mencapai 20% saja. Sangat jauh daripada kecerdasan emosional dan sosial.

Dari sinilah pendidikan karakter sangat diperlukan agar peradaban bangsa menjadi lebih baik dan beradab. Jangan sampai bangsa kita diisi oleh orang-orang tanpa adab dan biadab. Ada banyak pilar-pilar karakter yang harus ditanamkan pada peserta didik, terutama anak-anak sebagai generasi penerus bangsa. Salah satu pilar karakter yang harus ditanamkan pada anak adalah kejujuran. Kejujuran perlu dilatih dan diajarkan sejak dini, bukan hanya pada anak, tetapi juga bagi kita semua. Kejujuran merupakan benteng atau fondasi diri kita dari semuanya.

Selain kejujuran, masih ada pilar karakter lain yang harus diajarkan kepada murid-murid, yakni perilaku keadilan. Dewasa ini, perilaku keadilan semakin dipertanyakan. Ada berbagai macam kasus di negeri ini yang tidak berpihak pada keadilan. sering kali kasus yang ada selalu berat sebelah dalam penyikapan. Selain keadilan, masih ada pilar-pilar karakter lain yang harus diajarkan pada anak. Karakter tersebut merupakan rasa hormat. Dengan adanya rasa hormat, anak-anak dan juga kita akan lebih menghormati dan dan menghargai orang lain. Bukan hanya sifat egois yang dikedepankan. Sebagai contoh, anak-anak akan menghormati orang yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda, bukan malah menindasnya.

Dengan adanya pilar-pilar karakter tersebut, anak-anak akan saling menghargai setiap ide dan juga tepat dalam mengambil keputusan. Pendidikan karakter jika diterapkan lebih dalam akan membuat anak-anak menjadi pribadi yang lebih baik. Pribadi yang baik ini tentunya juga harus mendapat dukungan, baik dalam keluarga, sekolah, maupun masyarakat.

Hal ini karena pendidikan bukan hanya tanggung jawab guru saja, tetapi tanggung jawab kita bersama untuk mendidik generasi yang lebih baik. Pendidikan merupakan salah satu sarana yang memiliki pengaruh besar dalam membentuk sumber daya manusia yang berkualitas. Dengan pendidikan maka dapat tercipta generasi yang memiliki karakter berkualitas dan mampu mengaktualisasikan diri untuk menjadi salah satu dari ujung tombak peradaban berkemajuan.

Pendidikan termasuk salah satu amanat Undang-Undang Dasar 1945. Di dalamnya disebutkan bahwa tujuan nasional pendidikan adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa yang pada akhirnya adalah untuk menopang kesejahteraan rakyat Indonesia. Jika di dalam Pembukaan disebutkan demikian, jika ditinjau lebih jauh mengenai realitas dari pendidikan Indonesia saat ini masih jauh dari kata tercapai.

Ada beberapa indikator yang bisa digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan pendidikan di Indonesia. Pendidikan Indonesia yang masih bisa dikatakan terpuruk tentunya akan membawa masalah yang sangat besar. Akan dibawa ke manakah peradaban negeri ini kelak?

Sudah banyak orang atau lembaga yang melakukan survey terhadap pendidikan. Baik itu di tingkat sekolah sampai lintas negara. Salah satu lembaga yang melakukan survey adalah PISA (Programme for International Student Assessment). PISA sendiri menguji keterampilan membaca, matematika dan juga Ilmu Pengetahuan Alam. Dari hasil uji coba tersebut ternyata Indonesia nomor ke-64 negara dari 65 negara partisipan.

Lebih lanjut dengan pendidikan yang masih jauh dari negara-negara lainnya, jika melihat ke dalam media massa atau yang lainnya Selalu saja berita-berita buruk yang ditampilkan. Di dalam media massa kerap kali diberitakan tindak kriminal hingga asusila yang dilakukan oleh para remaja. Para pelaku tersebut ternyata kebanyakan masih berstatus sebagai pelajar.

Melihat dari dua gambaran problem di atas tampak jelas bahwa pendidikan di Indonesia sedang menuju saat masa kritis dalam segala kondisi. Di dalam pendidikan Indonesia sangat membutuhkan sentuhan materi sekolah yang dipadukan dengan pendidikan karakter dan juga budi luhur. Dengan dipadukannya pendidikan karakter dalam materi pelajaran maka asas negara akan penuh dengan kearifan. Hal ini karena benih-benih yang sudah tertanam dalam karakter bangsa adalah kondisi bangsanya yang penuh kearifan serta religiusitas masyarakatnya sangat tinggi. Dengan adanya benih-benih karakter yang baik, inilah secara tidak langsung membuktikan telah adanya benih karakter yang tertanam pada diri individu masyarakat Indonesia, begitu pula dengan siswa-siswi Indonesia.

Inilah yang menjadi ciri khas siswa Indonesia dengan siswa dari bangsa lainnya. Wawasan intelektual yang dipadukan dengan budi pekerti seharusnya dapat menjadi modal tambah bagi para pelajar Indonesia untuk lebih unggul. Dalam mewujudkan semua itu berbagai kebijakan dibuat oleh Pemerintah dengan harapan dapat mengarahkan para siswa menjadi unggul dalam segala bidang. Bidang tersebut meliputi segi kompetensi, karakter, serta jiwa kompetitif sebagai bekal bersaing dengan pelajar pelajar dari negara lain.

Salah satu kebijakan yang bisa dilihat adalah dibuatnya Kurikulum 2013 sebagai pengganti Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006. Dalam Kurikulum K13 sendiri pendidikan karakter menjadi salah satu materi yang wajib dimasukkan di dalam pelajaran. Pendidikan Kurikulum K13 yang sudah berjalan ini masih belum bisa menunjukkan hasilnya berupa generasi yang unggul dan mampu bersaing di kancah internasional.

Di dalam dunia pendidikan sendiri perlu adanya inovasi baru untuk mengatasi permasalahan yang ada. Inovasi yang digunakan bertujuan untuk menciptakan generasi muda berkarakter, aktif, kreatif, dan kompetitif. Tujuan dari inovasi ini kemudian disingkat dengan BATIK. Di dalam sistem sekolah ini mengedepankan adanya perubahan dalam tiga hal pokok, yakni metode pembelajaran, kalangan pengajar, dan kuantitas siswa di tiap kelas. Dari pembahasan penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa di dalam sistem sekolah yang ada perlu adanya inovasi dalam belajar mengajar.

Makna Pendidikan Karakter

Pendidikan merupakan salah satu hal yang sangat penting di dunia. Orang-orang perlu belajar dengan giat dan mempelajari segala sesuatu dalam dunia pendidikan agar dapat membangun negaranya menjadi negara yang maju. Pada masa sekarang, memang tidak dapat dipungkiri jika gelar pendidikan yang kita punya akan menentukan segala jenis pekerjaan kita. Akan tetapi, gelar akademik saja tidak akan cukup, perlu juga membangun karakter yang baik. Dengan karakter pribadi yang baik, maka gelar akademik yang sudah kita miliki menjadi daya tawar tersendiri bagi banyak orang.

Sementara itu, proses pendidikan sendiri masih banyak mengejar aspek kognitifnya daripada aspek psikomotoriknya. Masih banyak pendidik atau guru yang mengajar di sekolah hanya menjadikan kegiatan belajar mengajar menjadi suatu formalitas pekerjaan saja. Proses belajar mengajar ini lebih terlihat pada sisi formalitas belaka tanpa melihat karakter masing-masing anak. Menemukan guru-guru yang mengajarkan bagaimana menjadi seorang yang baik, etika-etika serta mendidik karakter anak masih sangat jarang ditemukan.

Bagi banyak orang, guru merupakan sebuah pekerjaan tanpa dibarengi tanggung jawab mendidik karakter anak. Di dalam buku tentang Kecerdasan Ganda (Multiple Intelligences), Daniel Goleman menjelaskan kepada kita bahwa kecerdasan emosional dan sosial sangat diperlukan dalam menjalani kehidupan.

Kebutuhan menggunakan kecerdasan emosional dan sosial mencapai 80%. Berbeda dengan kecerdasan intelektual. Di Sekolah, kecerdasan intelektual menjadi hal yang sangat utama dibandingkan dengan kecerdasan emosional dan sosial. Sementara itu, kecerdasan intelektual dalam kehidupan hanya mencapai 20% saja. Sangat jauh daripada kecerdasan emosional dan sosial.

Dari sinilah pendidikan karakter sangat diperlukan agar peradaban bangsa menjadi lebih baik dan beradab. Jangan sampai bangsa kita diisi oleh orang-orang tanpa adab dan biadab. Ada banyak pilar-pilar karakter yang harus ditanamkan pada peserta didik, terutama anak-anak sebagai generasi penerus bangsa. Salah satu pilar karakter yang harus ditanamkan pada anak adalah kejujuran. Kejujuran perlu dilatih dan diajarkan sejak dini, bukan hanya pada anak, tetapi juga bagi kita semua. Kejujuran merupakan benteng atau fondasi diri kita dari semuanya.

Selain kejujuran, masih ada pilar karakter lain yang harus diajarkan kepada murid-murid, yakni perilaku keadilan. Dewasa ini, perilaku keadilan semakin dipertanyakan. Ada berbagai macam kasus di negeri ini yang tidak berpihak pada keadilan. sering kali kasus yang ada selalu berat sebelah dalam penyikapan. Selain keadilan, masih ada pilar-pilar karakter lain yang harus diajarkan pada anak. Karakter tersebut merupakan rasa hormat. Dengan adanya rasa hormat, anak-anak dan juga kita akan lebih menghormati dan dan menghargai orang lain.

Bukan hanya sifat egois yang dikedepankan. Sebagai contoh, anak-anak akan menghormati orang yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda, bukan malah menindasnya.Dengan adanya pilar-pilar karakter tersebut, anak-anak akan saling menghargai setiap ide dan juga tepat dalam mengambil keputusan. Pendidikan karakter jika diterapkan lebih dalam akan membuat anak-anak menjadi pribadi yang lebih baik. Pribadi yang baik ini tentunya juga harus mendapat dukungan, baik dalam keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Hal ini karena pendidikan bukan hanya tanggung jawab guru saja, tetapi tanggung jawab kita bersama untuk mendidik generasi yang lebih baik.

Open chat
1
Scan the code
Media Sembilan
Halo kakak 👋
Kalau Kakak mau upload berita atau artikel, yuk siapkan dulu naskah dan fotonya. Kalau sudah siap, Kakak bisa langsung kirim ke kami. Atau, kalau lebih mudah, Kakak bisa langsung chat mimin aja. Kami siap bantu! 😊