Penulis :
Nurianti Ahmad
Fakultas MIPA Universitas Pamulang
Tangerang – Hutan mangrove, tumbuh di pinggiran pantai, bukan hanya menjadi warisan alam yang penting tetapi juga menjalankan peran vital dalam melindungi pantai dari abrasi serta memberikan tempat berkembang biak bagi berbagai spesies ikan. Namun, di Indonesia, khususnya di desa Tanjung Burung, pemanfaatan pohon mangrove belum optimal karena berbagai kendala, termasuk ketidaksesuaian jenis pohon dengan tanah yang mengakibatkan kerusakan dan kematian mangrove.
Situasi Tempat
Desa Tanjung Burung, terletak di Tangerang, menjadi pusat kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) mahasiswa UNPAM. Kawasan mangrove di sana dihadapkan pada dua masalah utama: lahan yang terlalu kritis atau lahan yang tidak ada/sedikit keberadaan pohon mangrove dan lahan yang yang padat/overload dengan pohon mangrove sehingga tidak dapat dimanfaatkan secara optimal.
Kolaborasi dengan Kelompok Tani Hutan Remaja Tanjung Burung
Dalam rangka Pengabdian kepada Masyarakat (PkM), mahasiswa Universitas Pamulang berfokus pada kelestarian lingkungan dan kesejahteraan masyarakat. Kami menjalin kerjasama dengan Kelompok Tani Hutan Remaja Tanjung Burung untuk mengembangkan serangkaian kegiatan yang bertujuan menghitung sebaran pohon mangrove dan menganalisis manfaat ekonomi dari pemanfaatan pohon mangrove di kawasan tersebut.
Kegiatan ini tidak hanya bertujuan untuk mendukung pelestarian ekosistem mangrove, tetapi juga menerapkan ilmu pengetahuan matematika yang memiliki manfaat positif bagi kelompok tani hutan dan masyarakat pesisir.
Pada hari pertama, mahasiswa UNPAM berdiskusi dengan KTH Remaja Tanjung Burung dan sepakat untuk kolaboratif melakukan penelitian. Pada hari penelitian, kami melakukan ekspedisi ke hutan mangrove bersama remaja KTH untuk mengumpulkan data penting. Kami mengambil beberapa sampel pohon mangrove dari berbagai jenis mangrove yang diambil berdasarkan keberadaannya yang paling banyak ditemukan dan dimanfaatkan. Selain itu, kami juga mencari potensi pemanfaatan pohon mangrove dalam perekonomian masyarakat pesisir.
Setelah pengumpulan data, mahasiswa dan dosen pembimbing mulai mengolahnya menjadi informasi yang mudah dipahami oleh semua pihak. Penghitungan jarak ideal untuk memaksimalkan pemanfaatan lahan mangrove. Hal ini mencakup pemaksimalan tempat pertumbuhan pohon mangrove serta potensi pemanfaatan lahan sebagai tambak, sementara menjaga jarak yang tepat antar pohon untuk pertumbuhan yang sehat.
Pada hari terakhir, setelah data diolah dan disusun menjadi informasi yang lebih jelas, tim PkM mempresentasikan hasil temuan kami di desa Tanjung Burung. Presentasi mencakup penjelasan tentang teknik penanaman pohon mangrove yang ideal dan manfaat ekonomi dari pemanfaatan berkelanjutan pohon mangrove. Dampak ekonomi dari pengelolaan yang bijak terhadap hutan mangrove menjadi fokus penting dalam presentasi ini.
Selain itu, tim PkM juga berusaha meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya ekosistem mangrove dan perlunya pelestariannya. Masyarakat pesisir diundang untuk ikut serta dalam presentasi ini guna memahami potensi dan manfaat dari pohon mangrove.
Hasil dan Kesimpulan
Hasil kegiatan pengabdian mencakup teknik penghitungan pohon mangrove di lahan dengan mempertimbangkan lokasi dan peluang keberlangsungan hidup. Selain itu, dilakukan perhitungan ekonomi yang memberikan gambaran yang bermanfaat bagi masyarakat pesisir. Kegiatan ini mengindikasikan bahwa dengan pemahaman yang baik terhadap jenis pohon dan pemetaan lahan mangrove, pemanfaatan sumber daya alam dapat dioptimalkan. Dengan cara ini, tidak hanya ekosistem yang terjaga, tetapi juga memberikan kontribusi signifikan pada perekonomian masyarakat pesisir.