Apakah akan Bertahan Gencatan Senjata di Gaza?

MEDIASEMBILAN.COM – Gencatan senjata yang baru saja disepakati antara Israel dan Hamas, yang mulai berlaku pada 19 Januari 2025, diharapkan dapat membawa harapan baru bagi rakyat Palestina setelah 15 bulan konflik yang menghancurkan.

Namun, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa serangan Israel terhadap Gaza masih berlanjut meskipun kesepakatan telah diumumkan. Sejak pengumuman gencatan senjata pada 15 Januari, lebih dari 122 warga Palestina, termasuk perempuan dan anak-anak, telah menjadi korban serangan udara IsraeL.

Hal ini menunjukkan bahwa meskipun ada upaya diplomatik untuk mengakhiri kekerasan, komitmen untuk menghentikan agresi masih dipertanyakan.

Kesepakatan yang dimediasi oleh Qatar ini mencakup beberapa tahap, di mana pada tahap pertama, Hamas akan membebaskan 33 sandera Israel, sementara Israel akan melepaskan ratusan tahanan Palestina.

Namun, banyak pihak skeptis tentang efektivitas gencatan senjata ini. Pengalaman sebelumnya menunjukkan bahwa kesepakatan semacam ini sering kali rapuh dan dapat dilanggar dengan mudah.

Dalam konteks ini, penting untuk mempertanyakan apakah gencatan senjata ini benar-benar akan membawa perubahan positif atau hanya sekadar jeda sementara dalam siklus kekerasan yang berkepanjangan.

Dikutip dari CNBC Indonesia dan Tempo, situasi di Gaza sangat memprihatinkan. Dengan lebih dari 46.700 orang tewas akibat serangan selama konflik dan jutaan lainnya mengungsi, kebutuhan akan bantuan kemanusiaan menjadi semakin mendesak.

Gencatan senjata seharusnya tidak hanya menjadi alat untuk menghentikan tembakan, tetapi juga sebagai langkah awal menuju rekonstruksi dan pemulihan bagi masyarakat yang telah hancur. Namun, tanpa adanya komitmen nyata dari kedua belah pihak untuk menghormati kesepakatan ini dan mengatasi akar masalah konflik, harapan untuk perdamaian permanen tetap samar.

Akhirnya, gencatan senjata ini harus dilihat sebagai kesempatan untuk memulai dialog yang lebih konstruktif antara Israel dan Palestina. Masyarakat internasional memiliki peran penting dalam mendukung proses ini dengan memberikan tekanan kepada kedua belah pihak untuk memenuhi janji-janji mereka.

Hanya dengan pendekatan yang inklusif dan berkelanjutan, kita dapat berharap untuk melihat akhir dari siklus kekerasan yang telah berlangsung terlalu lama dan memulai perjalanan menuju perdamaian yang sejati di kawasan ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Open chat
1
Scan the code
Media Sembilan
Halo kakak 👋
Kalau Kakak mau upload berita atau artikel, yuk siapkan dulu naskah dan fotonya. Kalau sudah siap, Kakak bisa langsung kirim ke kami. Atau, kalau lebih mudah, Kakak bisa langsung chat mimin aja. Kami siap bantu! 😊