Mediasembilan.com – Musim penghujan di Indonesia, yang diperkirakan berlangsung dari Oktober 2024 hingga April 2025, membawa tantangan besar bagi sektor bisnis dan pertanian. Musim penghujan memperkuat curah hujan di sebagian besar wilayah Indonesia, menimbulkan risiko bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, dan badai tropis. Akibatnya, aktivitas ekonomi seperti logistik, transportasi, dan pasar tradisional kerap terganggu, terutama di daerah rawan banjir.

Dalam sektor pertanian, curah hujan tinggi meningkatkan risiko gagal panen akibat genangan air yang merusak tanaman padi, sayuran, dan palawija. Petani kecil paling rentan menghadapi kerugian ini, karena mereka tidak memiliki akses memadai terhadap teknologi mitigasi dan adaptasi, seperti sistem irigasi pintar atau asuransi pertanian. Di beberapa daerah, curah hujan ekstrem bahkan mengancam ketahanan pangan, memaksa petani untuk mengurangi hasil panen yang tersedia untuk konsumsi lokal.

Sektor bisnis juga terpengaruh oleh musim penghujan. Keterlambatan distribusi barang akibat kerusakan infrastruktur jalan menjadi masalah utama, terutama untuk barang kebutuhan pokok. Selain itu, usaha kecil dan menengah (UKM) di wilayah banjir harus menanggung kerugian akibat kerusakan aset dan penurunan penjualan. Perlu upaya lebih besar dari pemerintah dan sektor swasta untuk memperkuat ketahanan infrastruktur serta memberikan dukungan finansial bagi UKM yang terdampak.

Langkah strategis dan proaktif sangat diperlukan untuk menjaga stabilitas ekonomi serta keberlanjutan sektor pertanian Indonesia, terutama di tengah kondisi cuaca yang semakin tidak menentu akibat perubahan iklim.

Open chat
1
Scan the code
Media Sembilan
Halo kakak 👋
Kalau Kakak mau upload berita atau artikel, yuk siapkan dulu naskah dan fotonya. Kalau sudah siap, Kakak bisa langsung kirim ke kami. Atau, kalau lebih mudah, Kakak bisa langsung chat mimin aja. Kami siap bantu! 😊