Nama Penulis | : | Ribka Nurfalah |
Intansi | : | Universitas Pamulang |
Tangerang – Ketika seseorang menentukan pilihan, ada faktor yang mempengaruhi pilihannya, yaitu karakteristik dari orang yang memilih. Karakteristik adalah hal yang berkembang seiring berjalannya waktu, dan telah membentuk dan mengasah sikap seseorang yang nantinya akan memengaruhi setiap pilihan yang ia ambil.
Secara umum, karakteristik para pengambil keputusan dapat dibagi menjadi tiga, yaitu:
- Menghindari Risiko (Risk Avoider)
Para pengambil keputusan dengan karakteristik sebagai penghindar risiko menempatkan dirinya pada posisi yang aman dan jauh dari risiko. Mereka cenderung memiliki asset yang terjaga, karena ia tidak pernah ingin untuk memasuki wilayah spekulasi. Ciri-ciri para pengambil keputusan yang memiliki karakteristik menghindari risiko adalah:
- Sangat hati-hati terhadap tindakan yang dilakukannya, termasuk selalu melakukan tindakan yang sifatnya menghindari risiko yang akan timbul jika suatu keputusan diaplikasikan.
- Dalam bisnisnya, cenderung bertindak sebagai seorang pemain yang aman (safety player), sehingga tidak ingin melakukan tindakan-tindakan yang dianggap berisiko.
- Cenderung sulit untuk menjadi pemimpin, sehingga sebagian besar dari mereka hanya menjadi follower, bukan sebagai innovator.
- Tidak ingin menanggung risiko yang akan timbul dalam bentuk kerugian yang akan timbul di kemudian hari.
- Memandang investasi sebagai suatu bentuk usaha untuk mencari keuntungan finansial, atas sejumlah dana yang telah ditanamkan saat ini.
- Utilitasnya akan menurun dengan cepat ketika kerugian yang diderita semakin besar/meningkat, sedangkan utilitas untuk jumlah yang positif tidak tumbuh dengan cepat (secepat perolehan uang).
- Penghindar risiko dinyatakan dengan premi risko positif, sehingga kurvanya selalu berada di bagian kiri atas dari garis netral (garis putus-putus) jika dilihat dari bawah, kurva utilitasnya berbentuk cekung (concave).
- Mengabaikan Risiko (Risk Indifference)
Pengambil keputusan yang memiliki karakteristik ini tergolong hati-hati dalam mempertimbangkan dampak yang dapat terjadi akibat pengaplikasikan suatu keputusan. Sikap mengabaikan atau netral terhadap risiko sebenarnya merupakan sikap yang berada di antara dua sikap ekstrem, yaitu sikap penghindar dan pencari risiko.
Ciri-ciri seseorang yang memiliki karakterstik mengabaikan risiko adalah:
- Menilai uang seperti apa yang tercantum (as its face value), tidak akan membeli asuransi kerusakan karena nilai premi akan lebih tinggi dari nilai harapan yang hilang.
- Dengan kehati-hatian yang dimiliki, biasanya setelah keputusan tersebut ditetapkan ia tidak akan mengubahnya begitu saja.
- Secara ekstrem, kalangan bisnis menyebut orang-orang yang mengabaikan risiko sebagai tipe peragu.
- Setiap tindakan yang dilakukan cenderung menunjukkan bahwa mereka selalu berusaha menjaga citra baik di mata publik. Terkadang, publik menganggap mereka membuat konsep pencitraan yang stabil.
- Setiap keputusan yang dibuat dilakukan disertai analisa yang mendalam serta mempertimbangkan dampak di kemudian hari, termasuk dampak dari segi internal dan eksternal. Meski keputusan yang dibuat dianggap bijaksana, namun terlalu lama (lamban) untuk diputuskan.
- Pada umumnya, sikap netral terhadap risiko hanya terjadi pada sejumlah uang dalam batas tertentu. Hal ini terbukti dengan adanya perusahaan-perusahaan besar yang tidak memilki asuransi kerusakan.
- Menyukai Risiko (Risk Seeker atau Risk Lover)
Sikap seseorang dalam menghadapi risiko sangat tergantung pada beberapa hal, yaitu sifat dasar orang yang bersangkutan, jenis persoalan yang dihadapi, situasi yang ada, dan faktor-faktor lainnya.
Ciri-ciri pengambil keputusan yang memiliki karakteristik sebagai penyuka risiko antara lain:
- Sangat menyukai risiko, karena mereka menganggap bahwa semakin tinggi risikonya, tingkat keuntungan yang akan diperolehnya juga semakin tinggi.
- Terbiasa dengan spekulasi. Hal tersebut membuat mereka ingin menjadi pemimpin, bukan pekerja. Jika berada pada posisi sebagai pekerja, kejadiannya tidak akan berlangsung lama.
- Memiliki mental yang biasanya dimiliki oleh pebisnis atau pemimpin besar. Karakter ini umumnya juga dimiliki oleh para pekerja keras yang mau untuk bersusah-payah dengan keyakinan bahwa mereka akan memperoleh kesuksesan di kemudian hari.
- Cenderung menyukai tantnagan dan tidak suka berfikir statis.
- Sangat menghargai proses dalam menjalankan suatu pekerjaan, karena mereka menganggap bahwa proses adalah sebuah pengayaan dalam pembentukan keyakinan secara lebih baik. Beberapa manajer yang menyukai tantangan telah menjadikan proses dari pengalaman-pengalaman yang lalu sebagai referensi atau rujukan untuk setiap pengambilan keputusan yang akan diambil. Sebaliknya mereka yang tidak mau menghargai proses atau berfikir instan, cenderung sulit untuk sukses.
- Selalu berupaya menyelesaikan masalah, serta tidak pernah mengesampingkan masalah, apalagi membiarkan masalah hingga berlarut-larut.
- Sikap pencari risiko dapat ditemui pada kondisi yang menunjukkan adanya suatu tingkat aspirasi yang amat penting.
- Semakin besar hadiah yang akan diterima, semakin besar besar perbedaan sikap antara pencari risiko dan penghindar risiko.
- Pencari risiko sering disebut self-insured (mengasuransikan dirinya sendiri), yaitu meyakini bahwa risiko lebih superior dibandingkan dengan sejumlah uang yang hilang untuk membeli polis/lotre.
Kesimpulan
Tiga tipe utama pengambil keputusan dalam menghadapi risiko: risk avoider (menghindari risiko), risk indifference (netral terhadap risiko), dan risk lover (menyukai risiko). Setiap tipe memiliki preferensi dan toleransi risiko yang berbeda. Pengambil keputusan seringkali memiliki kombinasi dari tiga tipe ini dalam berbagai situasi atau dalam konteks investasi yang berbeda. Oleh karena itu, penting bagi para investor untuk mengetahui dan mengenali profil risiko investasi mereka masing-masing, sehingga mereka dapat memilih instrumen investasi yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan mereka.