Ditulis Oleh : Teti Rohmawati
Universitas Pamulang
Selama Ramadan, sebagian besar orang mengalami siklus tidur yang terganggu karena harus bangun lebih awal untuk makan sahur. Namun tak jarang dari kita langsung memilih kembali melanjutkan tidur usai menyantap sahur karena tak kuat menahan kantuk. Kondisi perut kenyang dan rasa kantuk yang masih sangat terasa kerap membuat seseorang memilih kembali untuk memejamkan mata setelah selesai santap sahur. Padahal, baik secara kajian agama maupun kesehatan perilaku ini termasuk dalam kategori yang kurang baik.
Dari segi kesehatan, tidur setelah sahur sebenarnya juga tidak dianjurkan karena bisa memberi dampak kurang baik untuk tubuh. Posisi berbaring setelah makan akan membuat makanan yang masih di lambung naik ke kerongkongan. Makanan ini sedang dalam proses cerna sehingga mengandung asam lambung. Asam lambung yang naik ke kerongkongan akan merusak jaringan kerongkongan, rasa tidak nyaman di perut hingga heartburn (sensasi panas di dada). Selain itu, masalah kesehatan seperti sakit tenggorokan, sembelit, menurunkan kualitas tidur, berat badan naik, hingga serangan jantung bisa terjadi.
Dari kacamata Islam, Syekh Abdul Hamid Mahmud salah seorang ulama mazhab hanafi terkemuka mengatakan bahwa tidur setelah sahur juga berbahaya bagi perut. Selain itu, ia juga menyarankan untuk memperbanyak ibadah dan istighfar di waktu tersebut, karena waktu sahur merupakan waktu yang sangat mulia.
Dalam kitabnya disebutkan:
لَا يَنْبَغِي النَّوْمُ بَعْدَ السُّحُوْرِ، فَاِنَّ ذَلِكَ يُسَبِّبُ حُمُوْضَةً فِي الْمَعِدَّةِ وَعُسْرًا فِي هَضْمِ الطَّعَامِ بَلْ يَنْبَغِي الْاِقْبَالُ فِي هَذَا الْوَقْتِ عَلَى الْعِبَادَةِ وَالْاِسْتِغْفَارِ، فَاِنَّ هَذَا الْوَقْتِ مِنْ أَفْضَلِ أَوْقَاتِ الْيَوْمِ كُلِّهِ لِطَاعَةِ اللهِ وِعِبَادَتِهِ
Artinya: “Tidak seharusnya seseorang tidur setelah sahur, karena hal itu bisa menyebabkan mulas dalam perut dan mengganggu pencernaan makanan. Bahkan, sebaiknya seseorang menggunakan waktu ini (sahur) untuk beribadah dan beristighfar, karena waktu ini termasuk paling utamanya waktu dalam satu hari untuk melakukan ketaatan kepada Allah dan beribadah kepada-Nya.” (Syekh Abdul Hamid, al-Fiqhu al-Hanafi, [Damaskus, Darul Qalam, cetakan kedua: 2009], halaman 433).
Secara umum, tidur setelah sahur memang tidak dilarang dalam Islam dan diperbolehkan. Meski demikian, tidur setelah sahur maupun shalat Subuh sebaiknya tidak untuk dilakukan karena hal tersebut termasuk makruh. Selain bersifat makruh, tidur setelah sahur juga tidak dianjurkan, terlebih waktu subuh merupakan waktu turunnya berkah dan rezeki, jika tidur maka tidak mendapatkan berkah ini. Tak jarang, karena kamu langsung tidur saja justru hal tersebut menimbulkan efek domino, sehingga lupa dengan waktu salat subuh. Oleh sebab itu, ada baiknya jika kamu tidak langsung tidur setelah salat subuh maupun sahur untuk memperoleh berbagai kebaikan hidup.
Rasulullah SAW bahkan secara khusus mendoakan waktu pagi kepada umatnya. Rasulullah SAW bersabda, “Ya Allah berkahilah untuk umatku waktu pagi mereka.” (HR Abu Dawud, At-Tirmidzi, An-Nasa’i, Ibnu Majah).
Sementara itu, Ibnul Qayyim Al Jauziyah juga berkata tentang keutamaan awal hari dan makruhnya menyia-nyiakan waktu tidur. Beliau berkata ; “Termasuk hal makruh bagi mereka, yaitu orang shalih adalah tidur diantara shalat subuh dan terbitnya matahari, karena waktu itu adalah waktu yang sangat berharga sekali.”
Dari beberapa penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa kebiasaan tidur setelah sahur harus ditinggalkan, karena bisa mengganggu pada proses pencernaan makanan dalam perut, yang bisa berdampak bahaya pada kesehatan tubuh. Dan alangkah baiknya, waktu setelah sahur digunakan untuk beribadah kepada Allah swt, karena di waktu itu merupakan paling utamanya waktu untuk beribadah kepada-Nya.