Tangerang – Pada era digital yang berkembang pesat saat ini, kebutuhan akan informasi yang cepat, tepat, dan akurat sangat penting. Berbagai perusahaan berusaha mengembangkan usahanya dengan melakukan banyak perubahan dengan memanfaatkan teknologi yang canggih seperti Kecerdasan Buatan ( Artificial Intelligence ).
Teknologi (Artificial Intelligence) AI atau kecerdasan buatan mengalami perkembangan yang masif dari tahun ke tahun. Kehadirannya dengan fitur, fungsi, dan tampilan yang baru semakin berdampak pada banyak aspek kehidupan manusia tidak terkecuali dalam pendidikan (Luger dan Stubblefield, 1993). Kecerdasan buatan mulai mengambil peran dalam kegiatan pembelajaran di sekolah maupun perguruan tinggi (Mulianingsih, dkk. 2020). kecerdasan buatan menjadi bagian primer dalam tumbuh kembang teknologi pendidikan. Hal ini tentu memberikan implikasi secara eksplisit terhadap kehidupan kerja manusia di masa depan.
Bila kita berbicara teknologi pendidikan, kita harus fair mengatakan bahwa belum sepenuhnya teknologi ini digunakan dalam pembelajaran. di era sekarang yang semakin kompetitif, masih terdapat lembaga pendidikan yang belum menerapkan teknologi dalam kegiatan belajar mengajar. Seyogianya, sekolah di era sekarang harus memanfaatkan lahirnya teknologi-teknologi yang memudahkan pekerjaan guru ataupun siswa (Tjahyanti, dkk. 2022). sekolah bisa memanfaatkan aplikasi atau media yang dapat mengotomatiskan tugas-tugas seperti memberikan umpan balik, memilih materi pembelajaran yang sesuai.
Kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) adalah simulasi dari kecerdasan yang dimiliki oleh manusia yang dimodelkan di dalam mesin dan diprogram agar bisa berpikir seperti halnya manusia. Sedangkan menurut Mc Leod dan Schell, kecerdasan buatan adalah aktivitas penyediaan mesin seperti komputer dengan kemampuan untuk menampilkan perilaku yang dianggap sama cerdasnya dengan jika kemampuan tersebut ditampilkan oleh manusia. Dengan kata lain AI merupakan sistem komputer yang bisa melakukan pekerjaan-pekerjaan yang umumnya memerlukan tenaga manusia atau kecerdasan manusia untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut.
AI sendiri merupakan teknologi yang memerlukan data untuk dijadikan pengetahuan, sama seperti manusia. AI membutuhkan pengalaman dan data supaya kecerdasannya bisa lebih baik lagi. Poin penting dalam proses AI adalah learning, reasoning dan self correction. AI perlu belajar untuk memperkaya pengetahuannya. Proses belajar AI pun tidak selalu disuruh oleh manusia, melainkan AI akan belajar dengan sendirinya berdasarkan pengalaman AI saat digunakan oleh manusia.
Hal yang cukup menarik dari AI adalah ia mampu melakukan self correction atau mengoreksi diri sendiri. Jika kamu pernah mendengar ungkapan AI “Jika aku tidak pernah menang, maka setidaknya aku tidak boleh kalah” sedikit ngeri juga ya. AI memang diprogram untuk itu terus belajar dan membenahi diri sendiri dari kesalahan yang pernah dibuatnya. Secara garis besar sebuah kecerdasan buatan dapat melakukan salah satu dari keempat faktor berikut :
- Acting humanly, sistem yang dapat bertindak layaknya manusia.
- Thinking humanly, sistem yang bisa berpikir seperti halnya manusia.
- Think rationally, sistem yang mampu berpikir secara rasional.
- Act rationally, sistem yang mampu bertindak secara rasional.
Penerapan AI banyak mempengaruhi cara kita hidup, berinteraksi dan meningkatkan pengalaman dan kenyamanan kita. AI terus berkembang dan masih banyak AI yang akan datang di tahun-tahun mendatang. Tentunya AI yang lebih baik lagi dengan lebih banyak perbaikan, pengembangan, dan penerapannya. Kecerdasan buatan tidak selalu dikonotasikan negatif yang akan menggantikan peran manusia. Walaupun ada beberapa pekerjaan yang bisa saja digantikan oleh AI, namun AI juga membawa pekerjaan atau profesi baru seperti data scientist misalnya.