Pendidikan Tinggi Tanpa Integritas, Bibit Korupsi di Kampus?

Oleh:  Taraka valentino febrian-221011700242(Mahasiswa Sistem Informasi Universitas Pamulang)

Banyak yang percaya bahwa pendidikan tinggi adalah tempat lahirnya kaum intelektual dan pemimpin masa depan. Namun bagaimana jika tempat yang seharusnya mencetak generasi berintegritas justru menjadi lahan subur bagi praktik-praktik tidak jujur? Ketika integritas tidak ditanamkan dan dijaga di lingkungan perguruan tinggi, maka kampus bisa menjadi tempat bertumbuhnya bibit-bibit korupsi. Inilah alarm yang perlu disadari oleh seluruh civitas akademika, khususnya mahasiswa.

Korupsi Tak Selalu Berwujud Uang

Ketika mendengar kata “korupsi”, yang terlintas sering kali adalah penyelewengan dana miliaran rupiah oleh pejabat. Padahal, praktik korupsi juga bisa hadir dalam bentuk manipulasi data akademik, pemalsuan dokumen, nepotisme dalam organisasi, hingga ketidakjujuran saat ujian. Jika ini dibiarkan tanpa teguran, maka kita sedang memupuk karakter yang permisif terhadap korupsi sejak dari bangku kuliah.

Kampus: Ruang Edukasi atau Reproduksi Kejahatan Sistemik?

Kampus seharusnya menjadi laboratorium nilai-nilai kejujuran, tanggung jawab, dan transparansi. Namun, kenyataannya ada juga kampus yang justru mencerminkan wajah kelam birokrasi: pengurusan administrasi yang lambat dan tidak transparan, pungutan liar, hingga pengambilan keputusan yang tidak adil. Mahasiswa yang setiap hari menyaksikan praktik ini bisa menjadi apatis atau bahkan ikut meniru. Inilah mengapa integritas harus menjadi fondasi pendidikan, bukan sekadar nilai di atas kertas.

Mahasiswa: Pengawal Moral Kampus

Sebagai kelompok terdidik dan kritis, mahasiswa memiliki peran penting untuk menjadi pengawas moral kampus. Tidak cukup hanya menghafal teori etika di kelas, mahasiswa harus berani menyuarakan ketidakberesan, menolak praktik culas, dan mengajak sesama mahasiswa untuk membangun budaya akademik yang sehat. Mahasiswa bukan hanya penerima kebijakan, tetapi juga penentu arah etika dan moral di lingkungan kampus.

Membangun Sistem yang Transparan

Sebagai mahasiswa Sistem Informasi, saya percaya bahwa integritas juga bisa dibentuk melalui sistem yang terbuka dan akuntabel. Misalnya, sistem pelaporan keuangan organisasi mahasiswa yang berbasis aplikasi, publikasi anggaran kampus secara berkala, dan sistem akademik yang mudah diakses dan diaudit. Teknologi bisa menjadi alat bantu membentuk lingkungan akademik yang bersih dan profesional, asalkan didukung dengan niat baik dari semua pihak.

Jika kampus gagal menanamkan nilai-nilai integritas, maka jangan heran jika korupsi tumbuh subur di luar sana. Karena karakter pemimpin masa depan dibentuk sejak dari ruang kuliah. Kita tidak butuh mahasiswa yang hanya mengejar IPK tinggi, tetapi mahasiswa yang juga menjunjung tinggi kejujuran, tanggung jawab, dan keadilan.

Sudah saatnya kampus menjadi benteng terakhir pertahanan moral bangsa. Dan di garis terdepannya, mahasiswa harus berdiri tegak, menjadi teladan dalam hal integritas, bukan hanya di kata-kata, tapi dalam tindakan nyata.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *