Web3 dan Blockchain: Pengertian, Manfaat, dan Tren di Indonesia

Penulis : Fasha Fahlapi

Apa itu Web3 dan Blockchain?

Web3 adalah konsep generasi berikutnya dari internet yang terdesentralisasi, di mana pengguna mengontrol data dan layanan tanpa campur tangan pihak tunggal  . Teknologi utama di balik Web3 adalah blockchain, yaitu buku besar digital terdesentralisasi yang mencatat transaksi di seluruh jaringan tanpa otoritas pusat  . Dengan sistem ini, data bersifat transparan dan “immutabel” (tidak mudah diubah) sehingga membangun kepercayaan di antara pengguna. Singkatnya, Web3 memanfaatkan blockchain agar internet lebih aman, terbuka, dan dikelola komunitas, sementara blockchain itu sendiri adalah fondasi yang menciptakan keandalan data  .

Manfaat dan Tantangan

Web3 dan blockchain menawarkan beberapa keuntungan penting:

  • Keamanan dan Transparansi: Transaksi dicatat secara permanen di banyak node sehingga mengurangi risiko manipulasi. Blockchain mendukung transparansi tanpa memerlukan otoritas tunggal  .
  • Kontrol Pengguna: Setiap orang memiliki kendali lebih besar atas data pribadi dan aset digital mereka, berbeda dengan Web2 yang dikuasai platform terpusat.
  • Inovasi Ekonomi Baru: Ekosistem Web3 mendorong munculnya layanan desentralisasi seperti keuangan terdesentralisasi (DeFi), tokenisasi aset nyata, dan NFT, memberikan peluang pendapatan dan kepemilikan baru.

Namun, implementasi Web3 juga menghadapi tantangan teknis dan sosial:

  • Skalabilitas dan Biaya: Jaringan blockchain memerlukan komputasi tinggi, sehingga saat volume data besar biayanya bisa sangat mahal . Ini membuat kecepatan transaksi cenderung lambat dibanding sistem konvensional.
  • Kompleksitas Pengguna: Antarmuka aplikasi Web3 saat ini masih rumit dengan kurva belajar yang curam, sehingga penerimaan oleh pengguna umum belum luas   .
  • Regulasi dan Kepatuhan: Karena Web3 melibatkan data dan keuangan, proyek harus mematuhi aturan perlindungan data dan keamanan finansial. Persyaratan hukum yang belum jelas masih menjadi hambatan  .

Tren Terkini di Indonesia

Adopsi teknologi Web3 di Indonesia berkembang pesat. Laporan Chainalysis menempatkan Indonesia di peringkat ketiga adopsi kripto global, didorong oleh tingginya aktivitas DeFi dan komunitas lokal  . Beberapa tren utama di Tanah Air meliputi:

  • Startup dan Industri: Banyak startup dan perusahaan di Indonesia mulai menggunakan blockchain.

Misalnya, tercatat lebih dari 2.251 perusahaan blockchain terdaftar di KBLI (klasifikasi usaha) hingga Juli 2024, naik 72% dari 2023  . Contoh proyek konkret termasuk tokenisasi properti oleh D3 Labs-BTN dan mata uang digital logam terindeks rupiah (Gold-Indexed Rupiah) oleh Blocktogo dan Pegadaian

. Hal ini menunjukkan semakin banyak inovasi fintech dan layanan digital memanfaatkan teknologi

Web3.

  • NFT dan DeFi: NFT (token tak terfungible) sangat populer di kalangan kreator Indonesia. Proyek- proyek lokal seperti Karafuru dan “Ghozali Everyday” (NFT selfie mahasiswa) sempat viral  , demikian pula game NFT seperti Soulcops oleh startup Indonesia . Klub sepak bola Bali United bahkan meluncurkan “Baliverse” sebagai inisiatif NFT untuk mendukung seniman lokal . Di bidang keuangan, Indonesia memimpin dunia dalam nilai transaksi DeFi yang diterima, mencerminkan antusiasme orang Indonesia terhadap keuangan terdesentralisasi  .
  • Edukasi dan Komunitas: Upaya pendidikan Web3 semakin gencar. Salah satu contohnya adalah

program Web3 On Campus oleh bursa kripto Upbit Indonesia dan komunitas IDNFT. Program ini menggelar lokakarya di kampus-kampus untuk mengenalkan blockchain, Web3, DeFi, dan NFT kepada mahasiswa . Selama dua tahun terakhir, inisiatif ini telah menjangkau 20+ kampus di 10 kota, menunjukkan antusiasme tinggi kalangan muda untuk belajar teknologi desentralisasi  .

Dukungan Pemerintah dan Regulasi

Pemerintah Indonesia juga mulai merespons tren Web3 melalui regulasi dan inisiatif. Aset kripto diakui sebagai komoditas investasi yang sah, sehingga boleh diperdagangkan di bursa berizin Bappebti  , namun tetap dilarang digunakan sebagai alat pembayaran (BI menegaskan rupiah sebagai satu- satunya mata uang yang sah)  . Peraturan Bappebti Nomor 9 Tahun 2024 pun membuka jalan bagi investor institusional untuk berpartisipasi di pasar kripto domestik secara legal  . Pengawasan pasar kripto dijadwalkan dialihkan ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mulai 2025  , yang dapat memperkuat kepastian hukum dan memicu inovasi produk keuangan baru. Selain itu, pemerintah mengimplementasikan teknologi blockchain untuk meningkatkan layanan publik. Contohnya, Pemprov Jawa Barat sudah menguji sertifikat digital berbasis blockchain untuk administrasi publik , sementara proyek Rupiah Digital (CBDC) sedang dikaji untuk efisiensi pembayaran nasional . Pemerintah juga telah menetapkan klasifikasi KBLI khusus (62014) untuk perusahaan berbasis blockchain, memberi kepastian bagi startup teknologi ini  . Semua upaya ini bertujuan mendorong ekosistem Web3 berkembang di Indonesia dengan lebih aman dan teratur.

Sumber: Berbagai laporan industri dan riset terkini menyebutkan pengembangan dan adopsi blockchain/Web3 di Indonesia                                              . These cover definitions of Web3/ blockchain, benefits/challenges, and local trends including startups, NFT, DeFi, and government policy.

Apa itu Web3? – Penjelasan Web3 – AWS

https://aws.amazon.com/id/what-is/web3

Diverse Use Cases Push Indonesia to Top of Global Crypto Adoption Rankings

Indonesia Crypto & Web3 Industry Report 2024: Roadmap dan Peluang Ekosistem Web3 di Indonesia | Coinvestasi

https://coinvestasi.com/berita/indonesia-crypto-web3-industry-report-2024-roadmap-dan-peluang-ekosistem-web3-di-  indonesia

NFT Indonesia, Apa Saja Proyeknya yang Terkenal?

https://alpha.ajaib.co.id/nft-indonesia

Upbit Gandeng IDNFT Genjot Edukasi Blockchain ke Mahasiswa

https://id.beincrypto.com/upbit-gandeng-idnft-genjot-edukasi-blockchain-ke-mahasiswa

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Open chat
Media Sembilan
Hallo Kakak!