Masalah bullying di lingkungan sekolah pelajar menengah atas sampai sekarang menjadi isu serius yang memerlukan semua tingkat kesadaran. Tindakan yang dilakukan bullying secara fisik, bullying verbal, bullying sosial, dan bullying melalui medsos. Tindakan ini tidak hanya merusak suasana pembelajaran, tetapi juga memberikan dampak kepada sekolah terlebih kepada korban bullying yang berdampak secara psikologis. Kini sekolah harusnya menjadi tempat mereka bersinar dan belajar banyak hal tumbuh dan berkembang, namun malah menjadi lingkungan penuh ketakutan, Melihat fakta bullying di sekolah begitu sering tanpa adanya penanganan atau tindakan yang serius dari sekolah, orang tua, pemerintah, atau pedulinya dalam bullying., SMA Negeri 1 Maja membentuk Agen Perubahan Anti-Bullying, sebuah kelompok siswa yang diberdayakan untuk berperan aktif dalam upaya pencegahan dan penanganan bullying.
Latar Belakang Pembentukan Agen Perubahan
Saya mendapatkan kesempatan menjadi Agen Perubahan di sekolah Stop Bullying yang diadakan oleh pemerintah Kemdikbud. Program ini hadir sebagai upaya menciptakan sekolah yang aman, ramah, serta memberikan motivasi bagi seluruh siswa-siswi. Siswa dipilih menjadi perwakilan kelas dengan cara voting yang diadakan oleh sekolah. setelah terbentuknya tim agen perubahan sebanyak 28 orang. Kami mendapat wawasan atau pemahaman tentang bullying yang diberikan oleh fasilitator. Kami juga membuat kampanye atau papan informasi yang ditempel di mading sekolah untuk memberikan wawasan kepada mereka tentang pentingnya pencegahan stop bullying. Kesadaran bahwa Setiap orang memiliki hak yang sama untuk merasa nyaman, dengan adanya akar atau agen perubahan sekolah bersama membuktikan pemahaman bahwa perilaku perundungan bukan hanya tindakan tidak etis dan merugikan, melainkan melanggar nilai yang berlaku.Sebutuhan untuk melibatkan siswa secara langsung dalam menjaga lingkungan sekolah. Siswa biasanya lebih dekat dan lebih mudah memahami dinamika sosial di antara teman sebayanya, sehingga kehadiran agen perubahan dipandang lebih efektif dibandingkan penanganan yang sepenuhnya dilakukan oleh guru atau pihak sekolah.
bertujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang bahanya Bullying, kegiatan anti perundungan juga melibatkan seluruh elemen sekolah mulai dari kepala sekolah, dewan guru, guru BK, tenaga pendidik, penjaga sekolah, kantin anggota dan siswa/siswi ikut serta dalam kegiatan ini.
Agen perubahan yang diadakan oleh sekolah Kami membuat drama simulasi, Agen perubahan mengajak siswa-siswi mengenali apa itu bullying dan dampak terhadap korban tentang langsung memilih bahanya Bullying.Siswa-siswi diajak untuk mengenali jenis-jenis, bentuk-bentuk bahayanya dan cara mengatasinya. Saya dan tim agen perubahan perwakilan kelas dan guru BK. Saling berdiskusi tentang meniteksi tanda – tanda korban bullying di sekolah agar Bullying disekolah bisa di tangani dan lebih cepat dan aman
Agen perubahan yang ada di sekolah tidak hanya berfokus pada Pencegahan, melainkan program ini juga memberikan peran penting yang dapat memberikan ruang kesempatan kepada korban untuk berani berbicara dan mencari bantuan. Memandang guru BK atau tim agen perubahan di sekolah menjadi sumber keadilan memberikan layanan konseling dan dukungan emosional. Dengan adanya tim agen perubahan di sekolah, korban dapat melapor dengan mudah, tanpa rasa takut, aman dan nyaman, dan korban tidak lagi merasa sendirian menghadapi tekanan yang dihadapinya.
Menciptakan pertemanan yang baik positif merupakan salah satu faktor untuk mengurangi bullying di sekolah dengan adanya sekolah yang terus disediakan atau tim anti perundungan. Membantu siswa-siswi, saling peduli dan empati kepada lingkungan sekitar, terciptanya komunikasi yang baik dan saling menghormati. Semangat bersama antara siswa-siswi menciptakan lingkungan sekolah bebas dari adanya perundungan atau Bullying. Saya harap program anti perundungan di sekolah terus ada dan berkembang membawa dampak positif semua pihak harus mendukung adanya kegiatan tim agen perubahan demi menciptakan sekolah nyaman, aman dan sehat untuk membangun generasi muda yang saling peduli satu sama lain.
Manfaat yang Saya Dapatkan
Menjadi agen perubahan memberikan banyak manfaat seperti melatih empati, memperkuat kemampuan komunikasi, meningkatkan kepercayaan diri, serta memahami cara menyelesaikan konflik.
Harapan dan Komitmen ke Depan
Saya berharap program Agen Perubahan Anti-Bullying dapat terus berkembang di SMA Negeri 1 Maja. Saya berkomitmen untuk tetap berperan aktif dalam menciptakan lingkungan sekolah yang aman, nyaman, dan bebas perundungan.
Kesimpulan
Menjadi anggota Agen Perubahan Anti-Bullying bukan hanya tugas, tetapi kesempatan untuk memberikan pengaruh positif bagi lingkungan sekolah. Dengan kerja sama antara guru dan siswa, SMA Negeri 1 Maja dapat menjadi sekolah yang nyaman dan bebas bullying.
Nama : ALVIYANI
Mahasiswa: UNIVERSITAS PAMULANG (UNPAM)
Fakultas: Ekonomi dan Bisnis
Jurusan: Manajemen
