Ahmad Fahmi Abdillah- Seiring kemajuan teknologi, batas antara pikiran manusia dan kemampuan mesin semakin tipis. BrainMachine Interface (BMI) atau BrainComputer Interface (BCI) memungkinkan sinyal otak dikodekan langsung untuk mengendalikan perangkat mekanik sebuah lompatan revolusioner dalam interaksi manusia-mesin. Sementara itu, robotika serbaguna mulai dari prostetik hingga eksoskeleton dan robot rumah tangga semakin canggih, bekerja selaras dengan BMI untuk mendukung aktivitas sehari-hari manusia.
Terobosan klinis: dari implan otak hingga eksoskeleton


Startup milik Elon Musk, Neuralink, berhasil menanamkan cip otak ke pasien manusia kedua yang mengalami kelumpuhan. Perangkat ini dirancang untuk memberikan kemampuan kepada seseorang yang lumpuh agar dapat mengoperasikan perangkat digital hanya dengan pikiran.
implan cip otak ini ditanamkan pada pasien kedua yang mengalami cedera tulang belakang, serupa dengan pasien pertama mereka, Noland Arbaugh. Arbaugh sendiri mengalami kelumpuhan akibat kecelakaan saat menyelam.
Sebelum mendapatkan implan Neuralink, Arbaugh mengoperasikan komputer menggunakan tongkat yang dipegang dengan mulutnya. Namun, setelah menerima implan pada Januari lalu, dia cukup memikirkan perintah yang diinginkan, dan perangkat digital dapat menjalankan instruksi tersebut.
Arbaugh menyebutkan bahwa implan Neuralink telah memberinya sedikit kemandirian dan mengurangi ketergantungan terhadap pengasuh. Meski begitu, dia sempat mengalami kendala pascaoperasi. Salah satu kabel kecil pada implan tertarik, sehingga jumlah elektroda yang dapat membaca sinyal otak berkurang drastis.
Robotika serbaguna terintegrasi
– Eksoskeleton dan rehabilitasi: teknologi ini memanfaatkan sinyal EEG/EMG untuk membantu pasien stroke berjalan dan mengaktifkan ototnya.
– Robot harian BMI: prototip seperti NOIR mampu memahami sinyal EEG untuk menjalankan hingga 20 tugas rumah tangga, dari memasak hingga membersihkan.
– Prostetik canggih: tangan robotik dengan multiple degrees of freedom membantu para penderita kelumpuhan melakukan aktivitas kompleks seperti makan sendiri.
AI & decoding sinyal: pendekatan pintar
Integrasi kecerdasan buatan (AI) membuka potensi BMI lebih luas. BCI hybrid EEGEMG mengurangi kelelahan pengguna, sementara model deep learning memungkinkan dekode pikiran secara realtime, bahkan tanpa implan. Synchron pun menggandeng Nvidia dan Apple Vision Pro untuk mempercepat dan meningkatkan akurasi dekoding sinyal motorik.
Dampak nyata terhadap kualitas hidup
Pada individu ALS atau yang kekurangan kendali motorik, BMI telah memberi mereka kembali kontrol atas komunikasi, rumah pintar, hingga hiburan digital. Seorang peserta uji coba Synchron mampu “menggunakan Alexa,” membuat FaceTime, dan memilih film melalui pikiran. Orang dengan stroke kini bisa menggerakkan lengan robotik dan mengeksekusi aktivitas kecil secara mandiri.
Tantangan etis, regulasi, dan aksesibilitas
Etika & privasi: ketakutan terkait pembacaan pikiran dan kebocoran data muncul. Diperlukan regulasi kuat guna melindungi kebebasan kognitif.
Keamanan: perangkat invasif seperti Neuralink harus melewati uji klinis ketat dan proses perizinan standar internasional yang mewarnai proses persetujuan.
Kesenjangan akses: implan invasif cenderung mahal dan kompleks. Solusi noninvasif (EEG caps) atau minimal invasif (stent-implant) menawarkan opsi lebih terjangkau.
Masa depan sinergis manusia-mesin
Kedepannya, teknologi BMI dan robotika serbaguna akan semakin sinergis. Implan presisi tinggi seperti Layer 7 dari Precision Neuroscience membuka jalan bagi tingkat resolusi neural yang luar biasa. Robotic arms, eksoskeleton, dan sistem hibrid EEG/EMG memungkinkan integrasi seamless dalam kehidupan dan dunia industri. Seiring harga turun, teknologi ini semakin dekat dengan aplikasi komersial luas.
Kesimpulan
Teknologi BrainMachine Interface dan robotika serbaguna tak lagi sekadar masa depan: mereka telah mengubah sebagian kehidupan manusia sekarang. Dari pemulihan gerak dan komunikasi mandiri hingga pelibatan AI dan robot pintar, kombinasi otak–mesin berpotensi mendefinisikan ulang relasi kita dengan tubuh dan lingkungan. Namun, agar manfaatnya menyebar luas dan etis, regulasi, akses, dan privasi harus jadi prioritas utama.
Referensi
https://apnews.com/article/9dbc92206389f27fd032825cf1597ee5
https://www.wired.com/story/synchrons-brain-computer-interface-now-has-nvidias-ai/
https://arxiv.org/abs/2311.01454
https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC10903439/
https://youtu.be/A4BR4Iqfy7w
https://youtu.be/6QcY7v9Kio4
https://teknologi.bisnis.com/read/20240805/84/1788115/elon-musk-pamer-cip-neuralink-berhasil-ditanamkan-ke-otak-pasien-kedua