Nama Penulis | Instansi: Amelia Agustin | Mahasiswa/Universitas Pamulang
Fakulitas: FKIP (PPKN)
Dosen Pengampu: Dr. Herdi Wisman Jaya
Mata Kuliah: Hukum Tata Negara
Nama Akun IG: m.eymeyyyy
Email: amelia220804@gmail.com
Dedi Mulyadi adalah figur politik yang terus menarik perhatian publik karena pendekatannya yang tidak biasa, ia dikenal dekat dengan rakyat, baik secara langsung melalui kunjungan lapangan maupun secara digital melalui media sosial, dalam berbagai unggahannya, kita bisa melihat Dedi berinteraksi dengan masyarakat kecil seperi petani, pedagang, hingga tukang becak, bagi saya, gaya ini menciptakan kesan bahwa kepemimpinan tak harus selalu kaku dan formal.
Pendekatan digital Dedi Mulyadi menjadi salah satu kekuatan utamanya, ia mampu memanfaatkan media sosial bukan hanya untuk membangun citra, tetapi juga menyampaikan gagasan dan kritik secara langsung, namun, saya juga melihat sisi lain dari pendekatan ini kecenderungan menjadi terlalu performatif jika tidak diiringi dengan langkah kebijakan yang jelas dan berdampak luas, komunikasi yang baik memang penting, tapi efektivitas kebijakan tetap menjadi tolok ukur utama.
Beberapa kebijakan Dedi sempat menuai pro dan kontra, contohnya, program pembinaan siswa bermasalah di barak militer yang menurut saya perlu ditinjau ulang, karena menyangkut hak anak dan metode pendidikan yang manusiawi, selain itu, gesekan politik dengan DPRD Jawa Barat menunjukkan tantangan dalam membangun sinergi antara eksekutif dan legislatif, yang esensial dalam tata kelola pemerintahan yang baik.
Meski demikian, tidak bisa disangkal bahwa Dedi Mulyadi memiliki daya tarik yang kuat di mata publik, kemenangannya dalam Pilkada Jawa Barat 2024 mencerminkan dukungan masyarakat terhadap gaya kepemimpinannya, ia dianggap otentik, berani, dan mampu menjembatani jarak antara rakyat dan pemerintah, bagi sebagian masyarakat, pemimpin seperti inilah yang mereka rindukan mau mendengar dan hadir di tengah-tengah mereka.
Menurut saya, Dedi Mulyadi adalah contoh pemimpin era baru yang berhasil menggabungkan pendekatan tradisional dan digital dalam memimpin, ke depannya, tantangannya adalah membuktikan bahwa komunikasi publik yang kuat juga bisa melahirkan kebijakan yang adil, partisipatif, dan berkelanjutan, jika ia berhasil menjaga keseimbangan ini, bukan tidak mungkin gaya kepemimpinannya akan menjadi inspirasi bagi daerah lain di Indonesia.